Minggu, 28 Juni 2009

MITOS MENYESATKAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA

MITOS MENYESATKAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA
(oleh Drs. Suyono A, Pengajar Matematika SMP Negeri 2 Mejayan)

Banyak kalangan mempercayai mitos menyesatkan mengenai belajar matematika yang memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa tidak menyukai matematika. Ini berakibat mayoritas siswa malas untuk mempelajari matematika.
Ada lima mitos sesat yang susah mengakar dan menciptakan persepsi negatif terhadap matematika, yaitu :
1. Matematika adalah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya sedikit orang atau siswa yang mampu mempelajarainya. Ini jelas menyesatkan, meski bukan ilmu yang yang termudah tetapi matematika sebenarnya ilmu yang relatif mudah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Sebagai perbandingan perhatikan soal-soal berikut. Sebutkan 3 tarian khas daerah Kalimantan Tengah? Sebuah lingkaran dibagi menjadi 3 buah juring dengan perbandingan masing-masing sudut pusatnya adalah 2 : 3 : 4, maka hitunglah besar masing-masing sudut pusat juring-juring tersebut. Ternyata persentase siswa yang menjawab benar soal matematika lebih besar dibandingkan persentase siswa yang menjawab benar soal IPS. Soal matematika terasa sulit bagi siswa-siswa yang belum memahami konsep bilangan dan konsep ukuran secara benar. Jika konsep itu dikuasai maka pekerjaan menganalisis dan menghitung menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.
2. Matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus. Padahal matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, tetapi ilmu membutuhkan pemahaman konsep. Rumus yang dihafalkan kurang bermanfaat jika tidak diikuti dengan memahami konsep. Sebagai contoh, sesorang yang hafal rumus persamaan kuadrat tidak akan mampu menjawab soal tersebut apabila tidak mampu memodelkan soal tersebut ke dalam bentuk persamaan kuadrat. Sesungguhnya hanya sedikit rumus matematika yang perlu dihafal, sedangkan sebagian besar tidak perlu dihafalkan melainkan cukup mengerti konsepnya.
3. Matematika selalu berhubungan dengan kecepatan menghitung. Memang berhitung adalah bagian yang terpisahkan dari matematika terutama di tingkat Sekolah Dasar. Tetapi kecepatan berhitung bukanlah yang teroenting dalam matematika. Yang terpenting adalah pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep kita akan mampu melakukan analisa/penalaran terhadap permasalahan/soal untuk kemudian kita trasformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan matematika. Jika permasalahan sudah tersaji dalam bentuk persamaan matematika , baru kemampuan menghitung diperlukan. Itupun bukan sebagai sesuatu yang mutlak, sebab pada saat ini telah banyak beredar alat bantu menghitung sepert kalkulator dan komputer. Jadi yang lebih tepat adalah matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman dan penalaran.
4. Matematika adalah ilmu abstrak dan tidak berhubungan dengan realita. Mitos ini jelas salah, sebab fakta menunjukkan bahwa matematika sangat realitis, matematika merupakan bentuk analigi dan realita sehari-hari.
5. Matematika adalah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Anggapan ini jelas keliru. Meski jawaban (solusi) matematika terasa eksak karena solusinya tunggal tetapi tidak berarti matematika kaku dan membosankan. Walaupun jawaban (solusi) dalam matematika hanya satu (tunggal) tetapi metode menyelesaikan soal matematika sebenarnya bermacam-macam. Sebagai cintoh dalam menyelesaikan sistem persamaan linier, permasalahannya dalam diselesaikan dengan 3 cara yaitu substitusi, eliminasi, dan grafik. Matematika juga ilmu yang rekreatif. Cara kerja matematika seperti games. Mula-mula kita harus mengidentifikasi variabel-variabel atau parameter-parameter, setelah itu diopersikan di antara variabel-variabel-tersebut. Dalam melakukan oparesi kita diberi kebebasan melakukan manipulasi (trik) semau kita agar sampai kepada solusi yang harapkan. Kebebasan melakukan manipulasi dalam operasi matematika inilah yang menantang dan mengundang keasyikan tersendiri, seolah-olah kita memainkan game.

Bagi yang belum memahamim matematika, kemampuan sesorang menebak suatu angka dianggap sihir, padahal itu merupakan operasi. Matematika adalah ilmu yang mudah dan menyenangkan, karena itu siapapun mampu mempelajarainya dengan baik. Untuk tugas kita adalah merobohkan mitios-mitos sesat dalam matematika itu di lingkungan masyarakat kita, sehingga ke depan matematika merupakan mata pelajaran yang disukai oleh semua kalangan.###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar