Kamis, 24 September 2009
Senin, 21 September 2009
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Senin, 07 September 2009
Minggu, 23 Agustus 2009
Kamis, 20 Agustus 2009
Senin, 20 Juli 2009
TIGA GAYA BELAJAR
Setiap orang ditakdirkan berbeda, tak terkecuali dalam bagaimana seseorang belajar. Setiap individu memiliki gaya belajar yang berlainan. Bagi seorang guru, sangat penting mengetahui gaya belajar siswanya sehingga cara mengajarnya dapat mencapai hasil yang lebih maksimal dengan menyesuaikan gaya belajar siswa-nya.
Seringkali guru salah menilai jika ada siswa yang tidak bisa duduk diam dan tenang. Seringkali malah siswa tersebut dianggap nakal. Bisa saja siswa bertingkah seperti itu karena guru memberikan cara pengajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa tersebut sehingga dia susah memahami pelajaran dan menjadi bosan.
Menurut penelitian, ada banyak kategori gaya belajar siswa. Namun, gaya belajar yang banyak dibicarakan dan akan sedikit dibahas disini ada tiga yaitu; visual/spatial, auditori/aural dan kinestetik/physical.
1. Gaya Visual/Spatial
Pembelajar gaya visual, lebih suka menggunakan foto, membuat gambar, bermain warna, dan peta untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Dia suka membaca, suka menulis, suka mencoret-coret kertas, lebih menyukai membaca cerita dibandingkan mendengar cerita, cepat dalam melakukan penjumlahan atau perkalian, pintar dalam mengeja kata, dan sering mencatat segala yang diperintahkan.
Pembelajar tipe ini dapat dengan mudah memvisualisasikan benda, rencana dan hasil pikiran mata. Juga memiliki kemampuan yang baik tentang tata ruang sehingga mudah memahami peta.
Untuk mengajar pembelajar visual, gunakan foto, gambar, warna dan media visual lainnya untuk membantu belajar. Pakai alat tulis (spidol, kapur dll) minimal empat warna.
Banyak menggunakan “kata visual” dalam ungkapan. Contohnya: lihat, gambar, perspektif, visual, dan peta.
Gunakan peta pikiran (mind map) untuk memberikan penjelasan atau membuat catatan. Gunakan diagram sistem membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian-bagian dari sistem.
Pakailah teknik bercerita tertentu dapat membantu pembelajar tipe ini untuk menghafal materi yang tidak mudah untuk “dilihat”.
Beberapa profesi yang sebagian besar menggunakan gaya visual adalah seni visual, arsitektur, fotografi, video atau film, desain, perencanaan (khususnya yang strategis), dan navigasi.
2. Gaya Auditori/Aural
Pembelajar tipe ini suka belajar atau bekerja dengan suara dan musik. Memiliki sensitifitas dalam nada dan ritme. Biasanya bisa bernyanyi, memainkan alat musik, atau mengenali suara dari berbagai instrumen. Musik tertentu memiliki pengaruh kuat ke emosinya.
Untuk pembelajar dengan gaya belajar auditori gunakan banyak suara, irama dan musik. Bacakan materi menggunakan suara yang keras, membuat sesi tanya jawab, berdiskusi, sambil mendengarkan musik ataupun bekerja secara kelompok
Gunakan mnemonic (jembatan keledai) dengan ritme menarik atau jingle lagu untuk menghafalkan sesuatu.
Perlu pemanfaatan konten yang menggunakan suara dalam asosiasi dan visualisasi. Misalnya suara binatang ketika belajar mengenai biologi, suara mesin ketika belajar kecepatan di fisika dll.
3. Gaya Kinestetik/Physical
Gaya Belajar ini lebih banyak belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung (bergerak, bekerja dan menyentuh)
Siswa yang memiliki gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan melakukan suatu aksi yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingat atau memahami sesuatu.
Pembelajar kinestetik tak tahan duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, siswa yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Pembelajar karakteristik ini dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, seperti bekerja di lab atau belajar di alam atau sambil bermain. Perlu juga secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.
Usahakan membuat sesi pembelajaran yang melibatkan kegiatan fisik seperti drama, membaca puisi, atau permainan sederhana.
Ilustrasi Gaya Belajar dari iqmatrix.com
Sumber:
• Bobbi DePorter, Mike Hernacki: Quantum Learning
• learning-styles-online.com
• tribunjabar.co.id
• imtelkom.ac.id
Minggu, 19 Juli 2009
Hasil IMO 2009
Andreas Dwi Maryanto Gunawan, Bronze medal
Aldrian Obaja Muis, Bronze medal
Joseph Andreas, Bronze medal
Ronald Widjojo, Bronze medal
Raja Oktovin Parhasian Damanik, Honourable mention (HM)
Sebagai catatan:
Indonesia berada pada ranking 43 dari 104 negara.
Salam,
Hery Susanto
Sumber : Milis mahkotamatematika
Selasa, 14 Juli 2009
SOBAT, TLG SAMPAIKAN SALAMKU U/ ALUMNI MAT'92 IKIP MALANG
Jumat, 10 Juli 2009
SENI MEMULAI PELAJARAN MATEMATIKA
*) oleh: Priyo Suroso, S.Pd
**) guru SMPN 3 Munjungan, Kab. Trenggalek
***) pernah dimuat di Buletin CENDIKA (Buletin MGMP Matematika SMP Kab. Trenggalek) edisi 01 tahun 2007
Mengajar matematika merupakan suatu karsa dengan nila seni tinggi. Matematika sebagai mata pelajaran dengan kategori ”momok” bagi sebagian siswa (meskipun belum tentu yang paling sulit) menuntut guru matematika mau dan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang mujarab. Perlu kepedulian terhadap siswa dan kejelian terhadap kemampuannya dengan detail yang tinggi.
Sebagian besar guru berusaha keras menyempurnakan ketrampilan dalam seni mengajar untuk ”membekali” siswa dengan matematika kontemporer yang sesuai. Ketrampilan seni mengajar ini penting, khususnya dalam usaha memotivasi siswa, terutama dalam menghadapi siswa-siswa yang malas, yang sering kita jumpai dalam kelas.
Kebanyakan guru mempunyai kiat tersendiri dalam mengajar. Namun, guru yang cermat selalu mencari ide dan teknik baru untuk diterapkan di kelasnya.
Awal jam pelajaran yang indah
Banyak guru matematika yang menghabiskan sebagian besar waktu mengajarnya untuk membahasa tugas-tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Meskipun penting untuk membahasnya, Sobel dan Maletsky (2001:2) mengingatkan bahwa lima menit pertama sering kali berarti sukses atau gagalnya suatu pembelajaran. Guru tidak perlu memulai pelajaran seperti itu, dan seharusnya tidak menggunakan sebagian besar waktunya di kelas untuk membahas tugas-tugas yang lalu.
Beberapa cara berikut, dapat digunakan untuk mengawali pelajaran.
1. Memberikan pertanyaan menantang.
Sebuah pertanyaan yang menantang dapat membangkitkan animo dan meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran. Tentu saja, pertanyaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga jawabannya dapat diperoleh dengan menggunakan materi dan metode yang sesuai dengan kurikulum, tingkat pelajaran, dan kemampuan siswa. Misalkan untuk siswa kelas VII yang sedang belajar bilangan. Guru ingin memberikan dasar penghitungan dan penilaian terhadap bilangan negatif.
”Ketika kalian berada di stasiun Malang Kotabaru, tertulis +444 m. Itu artinya, stasiun Malang Kotabaru berada pada ketinggin 444 m di atas permukaan air laut. Seandainya kalian bisa seperti Raden Ontorejo atau Raden Samba yang dapat masuk ke bumi dengan kecepatan maksimal 1jam/m, maka selama sehari kalian dapat mencapai kedalaman berapa km di atas/bawah permukaan air laut?”
Beberapa murid akan menduganya. Setelah dugaan-dugaan diberikan dan dicatat, murid diingatkan bahwa mereka belum mempunyai cukup informasi untuk menjawab pertanyaan. Mereka belum diberitahu apakah lajunya konstan karena di dalam tanah mungkin terdapat bebatuan dan apakah diselingi berhenti atau tidak. Ini untuk memberi kesadaran pada siswa bahwa dalam bilangan ada syarat-syarat tertentu.
Katakan bahwa bagaimanapun keadaan di dalam tanah, laju tetap dan tidak akan berhenti sebelum mencapai waktu sehari penuh (24 jam). Tentu saja ada siswa yang cerdas yang memberikan jawaban 420 m di atas permukaan air laut. Berikutnya siswa dituntun untuk menentukan pencpaian selama satu bulan, satu tahun, dan sebagainya.
2. Sejarah/berita/anekdot yang berhubungan dengan materi atau matematikawan.
Misalnya, hari tersebut adalah kelahiran si anu (tokoh matematika dengan sekilas biografinya). Informasi akan menarik bila ditekankan pada perjuangan, kisah cinta, atau pengalaman lucu tokoh tersebut. Pengalaman guru atau siswa sekolah lain juga dapat menjadi awal pelajaran yang indah.
Barangkali, guru-guru matematika perlu untuk membuat koleksi cerita seperti Chicken Soup-nya Jack Canfield, sehingga bisa menggunakannya dalam pembelajaran secara tepat.
3. Matematika yang luput dari perhatian siswa.
Misalnya bilangan prima terbesar yang diketahui saat ini adalah 23021377–1, suatu bilangan yang memiliki 909.526 digit. Beberapa informasi tersebut dapat kita akses dari www.nctm.org atau www.maa.org . Buku ”Ensiklopedi Matematika dan Peradaban Manusia” banyak memberikan ilmu tentang materi ini.
4. Memulai dengan rasa kasih sayang.
Sih Lubertin, guru salah satu SMK di Malang selalu mengawali pelajaran dengan menanyakan kabar siswa. Ini membuat siswa merasa mendapat kasih sayang, sehingga menyebutnya dengan panggilan ”mama”. Dampak positif tercapai: siswa Sih Lubertin yang terkenal dengan minat belajar yang relatif rendah dapat meraih nilai UN Matematika yang lebih bagus (daripada perkiraan). Satu kisah menarik yang dialami Sih Lubertin: suatu saat ia menerima telepon dari polisi bahwa anaknya mengalami kecelakaan. Ia telah menyangkal pernyataan itu karena kedua anaknya berada di rumah. Tapi polisi tetap pada pendiriannya karena bukti-bukti yang ada. Setelah gagal meyakinkan polisi bahwa telepon salah alamat, ia memenuhi panggilan untuk datang ke rumah sakit. Setelah diamati, ia tetap tidak bisa mengenali ”anak”nya yang tidak sadarkan diri tersebut. Polisi menjelaskan bahwa satu-satunya petunjuk adalah tulisan di dompet ”anak” hanya terdapat nomor telepon mama. Lubertin kemudian menghubungi sekolah untuk mencari identitas anak dengan ciri yang diketahui, yaitu tahi lalat di pipi kanan. Setelah dicek beberapa waktu, barulah dapat diketahui bahwa korban kecelakaan adalah siswanya yang telah lulus 4 tahun sebelum kejadian.
5. Menciptakan suasana hati yang tenang dan riang.
Suasana hati yang tenang dan riang dimana gelombang pikiran berada pada tingkat theta (frekuensi 4 – 8 Hz) dapat meningkatkan konsentrasi siswa. Seperti yang dilakukan Dwi Priyono, guru SMPN 4 Kediri, yang pernah masuk kelas dengan meloncat-loncat seperti vampir. Hasilnya, pelajaran matematika yang diampunya setelah pelajaran olahraga, dapat diawali dengan sukses.
DePorter, dkk (1999:75) menyarankan untuk memulai jam pelajaran dengan memainkan musik kontemporer yang positif dan ringan. Dengan mendengarkan musik kontemporer yang riang antara sesi belajar, tubuh akan terangsang untuk bergerak dan berubah. Langkah ini juga dapat dilakukan dengan meditasi, berdoa dengan khusuk, dan menyalurkan tenaga prana. Wijianto, guru SMPN 1 Suruh, membuktikan bahwa pembelajaran yang dimulai dengan menyalurkan energi reiki, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
6. Cerita tentang kehidupan siswa.
Salah satu syarat pembelajaran menarik adalah memulai pembahasan dari sesuatu yang diketahui siswa. Misalnya tentang penerapan materi di dalam lingkungan siswa. Dengan demikian, siswa dapat ”nyambung” tentang materi yang akan dibahas. Justru akan lebih baik lagi jika selama PBM (bukan hanya awal), materi berhubungan dengan kehidupan konkrit siswa. Parnell (2001:16) menyatakan connecting the ’why’ of concrete reality to the teaching process provides an essential motivational force for learning. Johnson (2002:43) memperkuat dengan menyatakan bahwa connecting learning to one’s life makes studies come alive.
Tentu masih banyak cara lain yang menarik. Seperti cara Susilo, guru bahasa Inggris SMPN 2 Tugu (sekarang Kasek SMPN 3 Munjungan), yang memulai pelajaran dengan menunjukkan gambar yang dapat memancing siswa untuk masuk ke materi yang akan dipelajari.
(bersambung dengan judul lain)
Rujukan:
DePorter, Bobby, dkk. 1999. Quantum Teaching. Terjemahan oleh Ary Nilandari. 2000.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning.
Parnell, Dale. 2001. Contextual Teaching Works.
Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M. 2001. Mengajar Matematika. Terjemahan oleh Suyono. 2003. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rabu, 08 Juli 2009
rasa kangen buat sahabat
Selasa, 07 Juli 2009
Minggu, 05 Juli 2009
Jumat, 03 Juli 2009
DEMI ANAK BANGSA
Tetapi kita (terutma pengajar matematika) yang di wakasek atau urusan, tentu menikmati suasana yang berbeda. Kita sibuk dengan PSB di sekolah masing-masing, belum ditambah lagi kita yang mempunyai anak akan melanjutkan ke sekolah jenjang berikutnya (contoh: P Slamet, Bu Nurul Pasuruan, Bu Ninik Bojonegoro), tentu kita akan lebih sibuk lagi. Tetapi yakinlah, sesuatu yang kita kerjakan dengan iklas dan senang tentu sesuatu itu akan banyak kemudahan.
Kamis, 02 Juli 2009
Cari Teman.....
Terutama yang dari Madiun....Banyak yang belum terdeteksi...... MHn Bantuan Pak Yono TQ
Persiapan...... placement test
Kita khususnya guru matematika SMP tidak jarang bahkan selalu ada beberapa siswa yang nilai UASBN nya tinggi namun kenyataannya kemampuannya tidak seperti itu. Oleh karena itu diperlukan seperangkat alat evaluasi untuk mendiagnosis dan memastikan betulkah memang kemampuannya sebanding dengan nilai yang diperoleh.
Hasil dari test ini dapat menunjukkan peta kemampuan siswa dengan demikian bisa digunakan untukbeberapa hal misalnya pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan, melakukan pembimbingan bagi siswa yang tidak memenuhi standar minimum (passing grade) . Materinya adalah konsep dasar misalnya operasi hitung dll yang sudah diajarkan di SD.
Selasa, 30 Juni 2009
Minggu, 28 Juni 2009
MITOS MENYESATKAN DALAM BELAJAR MATEMATIKA
(oleh Drs. Suyono A, Pengajar Matematika SMP Negeri 2 Mejayan)
Banyak kalangan mempercayai mitos menyesatkan mengenai belajar matematika yang memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa tidak menyukai matematika. Ini berakibat mayoritas siswa malas untuk mempelajari matematika.
Ada lima mitos sesat yang susah mengakar dan menciptakan persepsi negatif terhadap matematika, yaitu :
1. Matematika adalah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya sedikit orang atau siswa yang mampu mempelajarainya. Ini jelas menyesatkan, meski bukan ilmu yang yang termudah tetapi matematika sebenarnya ilmu yang relatif mudah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Sebagai perbandingan perhatikan soal-soal berikut. Sebutkan 3 tarian khas daerah Kalimantan Tengah? Sebuah lingkaran dibagi menjadi 3 buah juring dengan perbandingan masing-masing sudut pusatnya adalah 2 : 3 : 4, maka hitunglah besar masing-masing sudut pusat juring-juring tersebut. Ternyata persentase siswa yang menjawab benar soal matematika lebih besar dibandingkan persentase siswa yang menjawab benar soal IPS. Soal matematika terasa sulit bagi siswa-siswa yang belum memahami konsep bilangan dan konsep ukuran secara benar. Jika konsep itu dikuasai maka pekerjaan menganalisis dan menghitung menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.
2. Matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus. Padahal matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, tetapi ilmu membutuhkan pemahaman konsep. Rumus yang dihafalkan kurang bermanfaat jika tidak diikuti dengan memahami konsep. Sebagai contoh, sesorang yang hafal rumus persamaan kuadrat tidak akan mampu menjawab soal tersebut apabila tidak mampu memodelkan soal tersebut ke dalam bentuk persamaan kuadrat. Sesungguhnya hanya sedikit rumus matematika yang perlu dihafal, sedangkan sebagian besar tidak perlu dihafalkan melainkan cukup mengerti konsepnya.
3. Matematika selalu berhubungan dengan kecepatan menghitung. Memang berhitung adalah bagian yang terpisahkan dari matematika terutama di tingkat Sekolah Dasar. Tetapi kecepatan berhitung bukanlah yang teroenting dalam matematika. Yang terpenting adalah pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep kita akan mampu melakukan analisa/penalaran terhadap permasalahan/soal untuk kemudian kita trasformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan matematika. Jika permasalahan sudah tersaji dalam bentuk persamaan matematika , baru kemampuan menghitung diperlukan. Itupun bukan sebagai sesuatu yang mutlak, sebab pada saat ini telah banyak beredar alat bantu menghitung sepert kalkulator dan komputer. Jadi yang lebih tepat adalah matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman dan penalaran.
4. Matematika adalah ilmu abstrak dan tidak berhubungan dengan realita. Mitos ini jelas salah, sebab fakta menunjukkan bahwa matematika sangat realitis, matematika merupakan bentuk analigi dan realita sehari-hari.
5. Matematika adalah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Anggapan ini jelas keliru. Meski jawaban (solusi) matematika terasa eksak karena solusinya tunggal tetapi tidak berarti matematika kaku dan membosankan. Walaupun jawaban (solusi) dalam matematika hanya satu (tunggal) tetapi metode menyelesaikan soal matematika sebenarnya bermacam-macam. Sebagai cintoh dalam menyelesaikan sistem persamaan linier, permasalahannya dalam diselesaikan dengan 3 cara yaitu substitusi, eliminasi, dan grafik. Matematika juga ilmu yang rekreatif. Cara kerja matematika seperti games. Mula-mula kita harus mengidentifikasi variabel-variabel atau parameter-parameter, setelah itu diopersikan di antara variabel-variabel-tersebut. Dalam melakukan oparesi kita diberi kebebasan melakukan manipulasi (trik) semau kita agar sampai kepada solusi yang harapkan. Kebebasan melakukan manipulasi dalam operasi matematika inilah yang menantang dan mengundang keasyikan tersendiri, seolah-olah kita memainkan game.
Bagi yang belum memahamim matematika, kemampuan sesorang menebak suatu angka dianggap sihir, padahal itu merupakan operasi. Matematika adalah ilmu yang mudah dan menyenangkan, karena itu siapapun mampu mempelajarainya dengan baik. Untuk tugas kita adalah merobohkan mitios-mitos sesat dalam matematika itu di lingkungan masyarakat kita, sehingga ke depan matematika merupakan mata pelajaran yang disukai oleh semua kalangan.###
Hitungan yang Menarik pada bil 6 dan 9
keunikan-keunikan angka 6 :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21
1 + 2 + 3 + …….+ 66 = 2211
1 + 2 + 3 + …….+ 666 = 222111
1 + 2 + 3 + …….+ 6666 = 22221111
1 + 2 + 3 + …….+ 66666 = 2222211111
1 + 2 + 3 + …….+ 666666 = 222222111111
Sekarang coba ilustrasikan jawaban untuk soal berikut ini.
1 + 2 + 3 + …+ n = 222…222111…111 (banyak angka 2 dan 1 masing-masing 2009 digit)
Tentukan nilai n
Secara matematika, ada beberapa hal unik dari angka 666 :
* merupakan angka palindrom (simetris): 666
* Merupakan penjumlahan dari 62=36 angka pertama yakni 1+2+3+4..….+35+36 =666
* Total bilangan prima hingga 666 berjumlah 121 bilangan yang merupakan kuadrat dari 11.
* 6=(32) − (22) + 1
* 66=(34) − (24) + 1
* 666=(36) − (26) + 1
* Total dari jumlah 7 bilangan kuadrat prima pertama yakni : 22 + 32 + 52 + 72 + 112 + 132 + 172 = 666
* Dalam angka Romawi, 666 direpresentasikan sebagai DCLXVI (D = 500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5, I = 1). DIC LVX merupaan representasi dari dicit lux. Dicit lux kemudian dikenal sebagai suara cahaya yang diidentikan dengan angka setan.
Bagaimana dengan angka 9, ternyata rahasia angka sembilan begitu banyak, berikut jabarannya.
Cobalah cari hasil dari 63 x 99.
Bagaimanakah cara kita menyelesaikannya?
Salah satu cara untuk menghitung 63 x 99 adalah dengan perkalian bersusun. Tetapi, ada cara lain untuk menghitung hasil kali kedua bilangan tersebut, yaitu sebagai berikut :
Karena 99 = 100 – 1,
Maka 63 x 99 = 63 ( 100 – 1 )
= 63. 100 – 63. 1
= 6300 – 63
= 6237
Untuk mengalikan 999 x 27 dapat diselesaikan seperti berikut :
Karena 999 = 1000 – 1
Maka 999 x 27 = (1000 – 1) x 27
= 2700 – 27
= 26.973
Selanjutnya bagaimanakah dengan hasil dari misalnya 52 x 999 ? Cobalah kerjakan dengan teknik seperti tadi.
Apabila keterangan, contoh dan soal di atas telah dipahami, selanjutnya kita akan mengeksploitasi keunikan angka 9 lainnya.
Pada pembagian bilangan bulat oleh angka 9, ada hal-hal yang sangat unik.Mari kita perhatikan contohnya.
Contoh 1 :
Jika 12 dibagi oleh 9, maka hasilnya adalah 1 dan sisanya 3.
Jika angka-angka pada 12, yaitu 1 dan 2 dijumlahkan maka hasilnya 1 + 2 = 3 (sisa pembagian oleh 9).
Contoh 2 :
Jika 78 dibagi oleh 9, maka hasilnya adalah 8 dan sisanya adalah 6.
Jika angka-angka pada 78, yaitu 7 dan 8 dijumlahkan maka hasilnya 7 + 8 = 15. Selanjutnya jika angka-angka pada 15, yaitu 1 dan 5 dijumlahkan maka hasilnya 1 + 5 = 6 (sisa pembagian oleh 9).
Contoh 3 :
Jika 878 dibagi oleh 9, maka hasilnya adalah 97 dan sisanya adalah 5.
Jika angka-angka pada 878, yaitu 8, 7 dan 8 dijumlahkan maka hasilnya 8 + 7 + 8 = 23. Selanjutnya jika angka-angka pada 23, yaitu 2 dan 3 dijumlahkan maka hasilnya 2 + 3 = 5 (sisa pembagian oleh 9).
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan “Setiap bilangan bulat yang dibagi oleh 9, maka sisanya adalah jumlah berulang dari angka-angka yang terdapat pada bilangan yang dibagi itu sampai memperoleh sebuah bilangan 0 sampai 8“.
Sifat lain yang mempesona dari angka 9 dapat dilihat dari hasil kali bilangan 12345679 dengan 9 buah bilangan asli kelipatan 9 yang pertama sebagai berikut:
12345679 x 9 = 111.111.111
12345679 x 18 = 222.222.222
12345679 x 27 = 333.333.333
12345679 x 36 = 444.444.444
12345679 x 45 = 555.555.555
12345679 x 54 = 666.666.666
12345679 x 63 = 777.777.777
12345679 x 72 = 888.888.888
12345679 x 81 = 999.999.999
Sekarang coba sendiri oleh anda, tentang keistimewaan lain dari angka 9, dengan membuat hasil kali bilangan 123456789 dengan sembilan buah bilangan asli kelipatan 9 yang pertama. Adakah hal yang menarik dari hasil kali tersebut?
Daftar hasil kali bilangan 987654321 dengan sembilan bilangan asli kelipatan 9 yang pertama tampak seperti berikut :
987654321 x 9 = 8.888.888.889
987654321 x 18 = 17.777.777.778
987654321 x 27 = 26.666.666.667
987654321 x 36 = 35.555.555.556
987654321 x 45 = 44.444.444.445
987654321 x 54 = 53.333.333.334
987654321 x 63 = 62.222.222.223
987654321 x 72 = 71.111.111.112
987654321 x 81 = 80.000.000.001
Berikut hasil keunikan dari angka 9.
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
Ini juga :
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Satu
0 x 9 + 0 = 0
1 x 9 + 1 = 10
12 x 9 + 2 = 110
123 x 9 + 3 = 1110
1234 x 9 + 4 = 11110
12345 x 9 + 5 = 111110
123456 x 9 + 6 = 1111110
1234567 x 9 + 7 = 11111110
12345678 x 9 + 8 = 111111110
123456789 x 9 + 9 = 1111111110
Dua
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321
Tiga
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
Empat
1 x 18 + 1 = 19
12 x 18 + 2 = 218
123 x 18 + 3 = 2217
1234 x 18 + 4 = 22216
12345 x 18 + 5 = 222215
123456 x 18 + 6 = 2222214
1234567 x 18 + 7 = 22222213
12345678 x 18 + 8 = 222222212
123456789 x 18 + 9 = 2222222211
Lima
123456789 + 987654321 = 1111111110
1 x 142857 = 142857 (angka sama)
2 x 142857 = 285714 (angka sama beda urutan )
3 x 142857 = 428571 (angka sama beda urutan)
4 x 142857 = 571428 (angka sama beda urutan )
5 x 142857 = 714285 (angka sama beda urutan)
6 x 142857 = 857142 (angka sama beda urutan)
7 x 142857 = 999999 (hasil yang fantastis!)
Enam
Bilangan sembarang jika dikalikan 9, kemudian angka-angka hasilnya dijumlahkan, maka hasilnya = 9. Mari kita buktikan.
1 x 9 = 9
2 x 9 = 18, jumlah 1 + 8 = 9
3 x 9 = 27, jumlah 2 + 7 = 9
4 x 9 = 36, jumlah 3 + 6 = 9
5 x 9 = 45, jumlah 4 + 5 = 9
6 x 9 = 54, jumlah 5 + 4 = 9
7 x 9 = 63, jumlah 6 + 3 = 9
8 x 9 = 72, jumlah 7 + 2 = 9
9 x 9 = 81, jumlah 8 + 1 = 9
10 x 9 = 90, jumlah 9 + 0 = 9, dst., sampai tak terhingga.
Tujuh
22 x 9 = 198,
cara cepatnya 2 x 9 = 18, lalu selipkan angka 9 ditengah, jadi 198.
33 x 9 = 297
44 x 9 = 396
55 x 9 = 495
66 x 9 = 594
77 x 9 = 693
88 x 9 = 792
99 x 9 = 891
Jika angka kembar 3 digit, maka tinggal selipkan 99 ditengahnya. Kita buktikan ya!
222 x 9 = 1998, cara cepat 2 x 9 = 18, selipkan 99 ditengah
333 x 9 = 2997
444 x 9 = 3996
555 x 9 = 4995
Sumber :http://www.kaskus.us/
Sabtu, 27 Juni 2009
mau chatting???........bisa..........
bahkan bisa dengan suara dan video conferen (live)
hanya syaratnya harus menggunakan email yahoo.
bagi yang belum punya bisa buat email yahoo dulu.
Cara Buat email yahoo : bisa dilihat disini
Setelah punya email yahoo.
langkah berikutnya adalah menginstal yahoo Messenger YM di komputer yang dipakai cara menginstal YM bisa dilihat disini
kalau sudah terinstall masukkan ID sampeyan (nama email) dan passwordnya selanjutnya bs chating.
YM ID saya : teguhedy
silahkan di invite
Undangan utk mengisi di Galery
- Buka email Bapak/ibu
- Email yang berisi undangan di klik
- Baca isi email kemudian kemulian klik pada tulisan berwarna biru : misalnya seperti ini :"http://www.blogger.com/i.g?inviteID=5255585671302697415&blogID=3173275968591561285"
- Isilah pertanyaan yang ada biasanya : isi nama email kemudian password dilanjutkan dengan Klik TERIMA UNDANGAN
- Kalau semua proses dijalani dengan benar maka anda sdh bisa mengisi postingan berupa tulisan atau foto di blog GALERY
- Selamat Mencoba
Jumat, 26 Juni 2009
Nganjuk menyapa
ARTI SEBUAH PERSAHABATAN
Tanpa terasa kita sudah sampai pada ujung perpisahan. Tentu bukan perpisahan untuk selama-lamanya. Karena tentu kita berharap suatu saat kita bisa berjumpa lagi dalam suatu kegiatan. Hari ini tentu kita sudah bersua kembali dengan keluarga kita masing-masing. Bahagianya kita saat ini. Tetapi kawan... jangan lupakan persahaban kita. Tak ada yang bisa menghapus kenangan kita. Mari.... selanjutnya kita berbagi rasa, berbagi asa, berbagi ilmu.
Kawan..... kemajuan teknologi memungkinkan kita untuk selalu berkomunikasi.
Kawan..... jangan putuskan persahabatan kita
Kawan..... sampai jumpa lagi
Kawan..... salam kompak
Kawan..... salam untuk keluarga
Aku selalu merindukanmu..........
Kamis, 25 Juni 2009
malam terakhir diklat
KULINA NGEMPER
Selasa, 23 Juni 2009
mari kita bergabung
Materi tambahan... email dan Blog....
Jadwal Pelatihan yang sebenarnya berakhir pukul 17.00.....
Ternyataaaaaaaaaaa.....
Peserta Diklat kali ini betul-betul hausssssssssss akan ilmu .... khususnya yang berkaitan dengan ICT.
Mula-mula munculnya kemauan ini......
dari ngomong-ngomong nggak sengaja ternyata ada beberapa peserta yang sering buka blognya MGMP Matematika SMP Kota Malang. antara lain Bos Wiji Jember dan Bos hadi Banyuwangi..
Eh ternyata mereka tertarik untuk belajar Blog begitu juga yang lain....
Mula-mula "ngemper" di halaman perpustakaan ditemani nyamuk-yamuk....
Kemudian nego dengan pihak panitia Pak Is dan Pak Kus ternyata di fasilitasi untuk menggunakan ruang kelas sekaligus dengan LCD nya...
Mulailah dengan belajar buat email.....
malam ini masih di lab Komputer melanjutkan "utheq-utheq" blog... dan hasilnya ada di konstributor.......
Syukurlah ilmu yang sedikit ini bisa dijadikan "virus" untuk ditularkan. semoga selain materi yang didapat Diklat non formal buat email dan blog ini dapat ditindaklanjuti pasca diklat dan bisa dijadikan media komunikasi dan berbagi.... untuk mengembangkan pembelajaran matematika di daerah masing-masing..................
smoga jadi sahabat setia
materi aljabar yang membuat fresss
Terima kasihku
DIKLAT TERGOPOH-GOPOH
Senin, 22 Juni 2009
ASYIKNYA DIKLAT PEMANDU MATEMATIKA
Nuansa Diklat Yang Enjoy
SUKA DUKA DIKLAT
ANTARA DIKLAT DAN .......
dari suwarno smpn2blitar
Berlatih buat blog
belajar membuat blog
smoga........semuanya bertambah pintar sehat..........berbobot...hihi maksudnya berat badannya tambah abot
Belajar Maple
Minggu, 21 Juni 2009
Kamis, 18 Juni 2009
Sesion I Aritmatika
Foto-foto lain klik DISINI
Diklat Guru Pemandu Matematika Jatim 2009
Diikuti oleh 30 peserta dari kabupaten/kota di Jawa Timur. peserta adalah guru matematika yang mewakili kota/kabupaten tempat peserta bertugas:
Kegiatan ini dimulai tanggal 14 s.d 27 Juni 2009
Tempat kegiatan Badan Diklat Prov Jatim Balongsari Tama Tandes Surabaya
Materi Diklat:
- Kebijakan Pemerintah tentang Pendidikan
- Materi Utama : Aritmatika,Aljabar, Geometri, Peluang, Teori Bilangan, Statistikadan Peluang, barisan dan Deret , Olimpiade Matematika, Penggunaan Komputer untuk pembelajaran matematika : maple dan penggunaan excel
Target dan tujuan dari kegiatan ini :
- Meningkatkan kemampuan dan kapasitas guru matematika dalam penguasaan materi pembelajaran matematika.
- Mampu menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika
- Guru peserta dapat mendesiminasikan hasil diklat di daerah masing-masing.